Enam SD tersebut adalah SD Ledok Wetan, MI Ledok Wetan, MI Kalirejo, SD Kuncen, dan dua SD di Pandangan. “Saat proses belajar berlangsung, air masuk sekolah. Jadi tepaksa murid-murid kita pulangkan lebih awal,” terang Ahmad, salah satu guru di MI Kalirejo, kemarin.
Kepala Bakesbangpolinmas Pemkab Bojonegoro, Lukman Wafi mengatakan, penyebab terandamnya sekolah-sekolah tersebut adalah letaknya yang berada di daerah rendah dan selama ini selalu menjadi langgaran banjir. Namun, Kepala Dinas Pendidikan Daerah (Disdikda) Bojonegoro, Zainuddin malah mengaku tidak menerima laporan terkait adanya sekolah-sekolah yang diliburkan tersebut.
Sementara dari pantauan Surya, sejak pagi kemarin banjir di Bojonegoro terus meningkat. Air yang menggenangi permukiman terus bertambah. Sedikitnya ada 1.085 kepala keluarga (KK) dari 61 desa di 14 kecamatan yang sudah terendam banjir. Selain itu, juga 1.845 hektar sawah padi, 361 hektar ladang jagung dan 113 ladang polowijo yang menjadi korban.
Beberapa kecamatan yang terendam itu antara lain, kecamatan Margomulyo, Ngraho, Padangan, Kasiman, Malo, Kalitidu, Dander, Trucuk, Kecamatan Kota, Papas, Balen, Sumerejo, Kanor, dan Baureno. Dan diperkirakan banjir akan terus merembet ke sejumlah daerah lain, tak terkecuali di lingkungan kota Bojonegoro.
Sementara itu, Bupati Suyoto siang pukul 14.30 wib sudah membunyikan sirine untuk memberi peringatan kepada warga Bojonogoro bahwa posisi banjir sudah pada tahap siaga awas. Ketinggian air di Taman Bengaawan Solo (TBS) sudah mencapai 14.90 pheilscal sedangkan di Karangnongko sudah 29.54 pheilscal.
Di Kabupaten Jember, warga Desa Kraton Kecamatan Kencong hingga Senin (2/2) sore, masih memilih mengungsi di balai desa dan rumah tetangga yang tidak kebanjiran. Sedangkan warga Desa Paseban, yaitu desa di Kecamatan Kencong yang juga dilanda banjir sejak tiga hari terakhir, selain mengungsi ke posko bencana yang berada di balai desa, juga mengungsi di Jalur Lintas Selatan (JLS) dengan mendirikan tenda.
Banjir pada hari ketiga memang lebih besar. Jangkauan air lebih luas daripada banjir hari pertama. Bahkan pada hari kedua, banjir sempat surut. ”Namun karena hujan deras lagi, debit air sungai naik dan air kembali masuk permukiman warga. Karenanya warga harus mengungsi,” kata Edy Winoto, Kepala Desa Kraton. st31/st9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mau nonton TV online,silahkan menuju halaman depan.