14.7.10

Tentang Pak warsono SMU 3 Bojonegoro (SMAGABO)

SMAGABO sejati tentunya pasti mengenal sosok dan figur yang satu ini. Nama lengkapnya Warsono atau biasa dipanggil Pak SondacX. Buat kalian yang sekolah di SMA Negeri 3 Bojonegoro, pasti tidak asing lagi dengan orang yang satu ini kecuali siswa kelas X belum sepenuhnya tahu tentang Pak Warsono. Beliau adalah seorang guru di SMA Negeri 3 Bojonegoro. Selain menjadi guru beliau juga seorang dosen di salah satu institusi pendidikan di Surabaya yang lumayan terkenal. Pak Warsono terkenal dengan pelajaran ilmu pastinya.
Rumahnya yang sederhana dan tak terlalu mewah di gang satu Monginsidi street Sukorejo Bojonegoro. Pak Warsono tinggal bersama Istrinya dan putra-putrinya. Aku tidak tahu pasti tentang berapa putra Pak Warsono. Yang jelas beliau sudah berumur 60 tahun. Kalau sudah umur segitu pasti sudah punya yang namanya seorang cucu atau bahkan mungkin lebih dari satu. Walaupun sudah berumur kepala enam, uniknya guru yang satu ini terlihat sehat dan santai. Sikapnya yang cuek dan humoris yang overload membuat penasaran siswa-siswi yang kebetulan diajarnya.
Setiap harinya dia mengajar ilmu pasti. Disisi lain Pak Warsono juga ahli dalam bidang komputer jadi sekalian beliau juga mengajar pelajaran TIK tapi hanya kelas XII saja dan itupun cuman kelas IPS yang diajarnya. Maklum, jadwalnya padat sekali setiap hari. Bayangkan saja setiap hari beliau harus bolak-balik Bojonegoro-Surabaya demi menyalurkan ilmu yang mungkin, yaa gak sebandinglah dengan pengorbanannya. Belum lagi di sore hari beliau juga memberi bimbel tambahan bagi kelas XII yang kebetulan diajarnya. Dengan Vespa buntut berwarna Biru dia pergi ke sekolah, bahkan itu juga dilakukannya untuk pergi ke Surabaya. Cukup unik Pak Warsono itu. Dan pada saat ke sekolah Pak Warsono tidak pernah mengenakan helm, eits! Tapi untuk ke Surabaya mestinya ya pakai helmlah… Mungkin di dunia ini hanya satu, ya hanya Pak Warsono saja.
Yang saya herankan disini, guru yang berumur 60 tahun itu selalu masih tampak sehat. Padahal jaman sekarang orang berumur sekitar kepala tiga sudah kebanyakan menderita berbagai macam penyakit. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Ketika ditanya apa resepnya, dengan tegas dia bilang “Jangan terlalu terus menerus serius,nanti cepet mati!” selalu tersenyum itulah resepnya. Pak Warsono ini jarang sekali sakit, sampai-sampai jarang sekali kosong kelas dan satu lagi yang bikin anak-anak kelabakan adalah Pak Warsono selalu on time datang ke kelas. Kalau ada siswa yang terlambat masuk pasti kalau tidak dikerjain, ya disuruh traktir teman yang tidak terlambat masuk kelas. Kalau sangking parahnya, mereka tidak akan diijinkan masuk ke kelas.
Ketika mengajar di kelas, Pak Warsono selalu membawakan cerita-cerita lucu. Baik itu pengalaman orang lain maupun pengalamannya sendiri, kadang-kadang juga Pak Warsono memberi nasehat yang, hmm yang bisa membuat siswa terenyuh, kagum, tertegun, bahkan sampai tertawa terpingkal-pingkal. Uniknya guru yang satu ini jarang sekali memanggil nama murid dengan nama aslinya. Seperti saya, yang dipanggil notulen karena saya sering mencatat ketika beliau sedang menerangkan suatu materi. Ya katanya seh biar akrab bahkan Pak Warsono sendiri nyaris pernah lupa dengan nama-nama asli anak didiknya padahal hampir setiap hari bertemu.
Ketika mengajar beliau jarang sekali membawa buku. Ya, bayangkan saja setengah lebih dari umurnya digunakan untuk belajar dan mengajar. Jadi ya tidak heran kalau Pak Warsono hafal materi matematika mulai dari A sampai Z. Cara mengajarnya pun juga sangat unik. Menurut dia, siswa tidak boleh terlalu tegang untuk mempelajari matematika. Karena itu ketika menjelaskan materi selalu dibumbuhi plesetan-plesetan segar. Satu lagi yang bikin kelas ramai ketika diajar Pak Warsono adalah, ketika sedang berlangsung KBM bersama Pak Warsono datang siswa dari kelas lain yang sengaja atau kebetulan bertamu. Wah, ya hati-hati saja. Siswa itu bakal dikerjai habis-habisan. Apalagi kalau kebetulan dikelas yang penghuninya anarkis. Lengkaplah sudah penderitaan siswa yang bertamu itu.
Selain gemar belajar dan mengajar, Pak Warsono ternyata juga pemerhati musik Indonesia. Tapi tidak untuk lagu jaman sekarang yang katanya seperti suara kapal pecah, akan tetapi lagu-lagu jaman dulu yang sekarang mulai lambat laun punah atau musik-musik instrument klasik jaman dulu. Kalaupun suka pada lagu jaman sekarang, Pak Warsono hanya suka dengan lagu-lagu yang slowpop. Tahun ini Pak Warsono pensiun tertanggal 2 April 2009. Tapi hal itu tidak akan meyurutkan beliau untuk terus belajar dan mengajar. Katanya, walaupun sudah lanjut usia kita sebagai manusia harus dituntut untuk terus belajar. Menuntut ilmu itu tidak ada kata akhir selama kita masih mampu dan hidup di dunia ini. Dan untuk ke sekian kalinya beliau juga berpesan “gantunglah cita-cita setinggi langit”. Meskipun saya tidak terlalu menguasai pelajaran Pak Warsono, setidaknya saya bisa mengambil manfaat dari nasehat-nasehat yang Beliau berikan kepada saya sebagai muridnya. Saya sangat bangga menjadi murid seorang guru yang luar biasa dan tidak ada duanya di dunia ini,hehehehe

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mau nonton TV online,silahkan menuju halaman depan.